Tradisi MedanĀ – Warga Medan adalah warga yang kaya budaya dan adat. Adapun beberapa adat warga Medan yang tetap di piara sampai saat ini ialah Mandi Balimo dan Martutu Aek.

Sutica dalam Susunan dan Style Gerak Asyik dalam Adat Ritus Warga Kabupaten Kerinci: Study Kasus Perbedaan Asyik (Nukun Anak, Menta Gumeng, dan Ayun Luci) mengungapkan jika adat Mandi Balimo di laksanakan untuk menyembuhkan penyakit dan membersihkan diri di sungai.

Untuk ketahui informasi selanjutnya sekitar adat warga Medan, baca secara lengkap di artikel ini.

5 Tradisi Masyarakat Medan

Seperti keterangan awalnya, warga Medan memiliki banyak adat yang tetap di pertahankan sampai sekarang ini. Mengenai beberapa adat warga Medan ialah:

1| Mandi Balimo

Tradisi masyarakat Medan berikutnya adalah Mandi Balimo. Tradisi ini umumnya di lakukan menjelang bulan Ramadan di sungai maupun air khusus. Biasanya, air yang di gunakan di campur dengan rempah-rempah.

Tujuannya adalah menghindari penyakit, membersihkan tubuh, serta menyiapkan diri menjelang bulan suci Ramadan
Tradisi masyarakat Medan berikutnya adalah Mandi Balimo. Tradisi ini umumnya di lakukan menjelang bulan Ramadan di sungai maupun air khusus. Biasanya, air yang di gunakan di campur dengan rempah-rempah.
Tujuannya adalah menghindari penyakit, membersihkan tubuh, serta menyiapkan diri menjelang bulan suci Ramadan.
2 | Mangokkal Holi

Salah satunya adat warga Medan ialah Mangokkal Holi. Adat ini umumnya di adakan oleh warga Batak Toba untuk menghargai beberapa nenek moyang.
Adapun langkah penerapan Mangokkal Holi dengan mengeruk makam orang yang sudah wafat, kumpulkan tulang orang yang sudah wafat untuk di bikin bersih, lantas di himpun dalam tugu.

Baca Juga : https://www.auricleentpune.com/

3 | Mangirdak

Adat warga Medan setelah itu Mangirdak. Budaya ini di laksakan untuk wanita hamil saat masuk umur kehamilan tujuh bulan. Tujuan penerapan adat ini untuk doakan ibu hamil dan si buah kesayangan supaya sehat dan bayi dapat lahir tidak ada kekurangan apapun itu.

4 | Martutu Aek

Martutu Aek termasuk sebagai adat warga Medan yang tetap di piara sampai sekarang ini. Adat ini di laksanakan pada bayi umur 7 hari dengan tujuan untuk meminta hidup yang untung dan penuh karunia. Prosesinya dengan memberikan nama bayi, memandikan, dan doakannya.

5 | Marhajabuan

Adat warga Medan yang lain ialah Marhajabuan. Ritus ini di lakukan saat acara pernikahan dengan mengambil semua bagian keluarga ke-2 mempelai untuk meminta doa restu.