Tradisi Suku Dayak – adalah salah satunya kekayaan budaya Indonesia. Adat suku Dayak itu sebagai peninggalan turun-temurun yang tetap di laksanakan atau tidak di laksanakan kembali. Suku Dayak ialah warga yang menempati Pulau Kalimantan semenjak jaman dulu.
Adapun suku Dayak di katakan sebagai turunan imigran dari Propinsi Yunan di China Selatan, persisnya di Sungai Mekong, Sungai Yangte Kiang, dan Sungai Menan. Ada sekitaran 405 sub sub suku yang tiap suku memiliki tradisi, adat, dan budaya yang hampir serupa. Dayak mempunyai enam rumpun besar yang terdiri di daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dna propinsi lain. Rumpun besar suku Dayak itu, yakni Klematan, Ot Danum Ngaju, Apokayan, Murut, dan Iban.
6 Daftar Tradisi Suku Dayak
1 | Mantat Tu’Mate
Mantat Tu’Mate upacara khusus yang di pakai untuk mengantar orang yang sudah wafat.
Adat Mantat Tu’Mate di laksanakan sepanjang tujuh slot demo pragmatic maxwin hari. Dalam acara itu keluarga dan pengantar akan menari melingkari mayat di luar dan masuk ke rumah sekitar 3x dengan iringan tetabuhan mengeluarkan bunyi khusus. Tarian di ikuti doa dan menebas kayu yang nanti akan di buang jauh sebagai lambang buang apes dan buang semua hati di dunia.
Mayat baru di semayamkan sesudah upacara yang di lakukan sepanjang tujuh hari. Arti upacara Mantat Tu’Mate ialah acara pesta mengingati jika mendiang telah terlepas dari kehidupan dunia dan jalan kekehidupan yang lain di sertai doa.
2 | Manajah Antang
Manajah Antang adalah upacara tradisi yang sudah di lakukan oleh suku Dayak Ngaju di Kabupaten Sungai Kapuas. Tujuan Manajah Antang untuk panggil beberapa roh goib yang bisa memberikan panduan ke kehidupan masa datang manusia.
Kabarnya, arwah itu bisa di saksikan mata kepala sendiri dan berwujud burung Elang (Antang)
3 | Tradisi Kuping Panjang
Adat Kuping Panjang adalah adat unik di Kalimantan, taitu berbentuk memanjangkan telinga. Adat yang di kenali telingaan aruu atau adat kuping panjang cuma di laksanakan oleh wanita Dayak.
Kecantikan untuk suku Dayak tidak di pandang dari mukanya tetapi dari telinganya. Wanita dengan daun telinga yang panjang akan di pandang memiliki kecantikan yang bagus dari sisi fisik atau sikap. Tetapi adat itu cuma di kenali beberapa sub suku Dayak yang ada di pedalaman Kalimantan, seperti suku Dayak Bahau, Kenyah, Dayak Penan, Dayak Kelabit, Dayak Sa’ban, Dayak Kayan, Dayak Punan, dan Dayak Punan.
Sayang adat itu mulai di tinggal. Wanita Dayak yang lakukan adat itu telah tua atau berumur senja.
4 | Ritual Tiwah
Ritus Tiwah asal dari suku Dayak desagunung.com Ngaju di Kalimantan tengah. Adat ini ialah upacara kematian tradisi dan ritus keramat paling besar suku Dayak Ngaju. Ritus ini memerlukan sumber daya yang banyak dan waktu lama. Upacara Tiwah sebagai serangkaian aktivitas paling akhir dari acara kematian seorang yang merengkuh Kaharingan dan memiliki makna mengantar rohnya ke surga (Lewu Tatau). Penerapan upacara Tiwah bisa berjalan sepanjang dua sampai 3 bulan, mekipun terkadang ada yang di persingkat website jadi tiga sampai sembilan hari.
Waktu pelaksaan upacara Tiwah bergantung faksi keluarga yang umumnya pertimbangkan kekuatan ekonomi pewaris. Ritus Tiwah tetap di lakukan sampai sekarang ini.
5 | Ngayau
Ngayau ialah adat memburu kepala manusia yang sudah di lakukan langkah memotong kepala lawannya dan bawa ke rumah seperti piala.
Suku Dayak memercayai jika kepala lawan mempunyai kekuatan supranatural yang lebih besar yang bisa menuntaskan permasalahan, seperti penyakit, tolak bala, menyingkirkan arwah jahat, dan minta hasil panen yang banyak. Adat itu tidak di laksanakan masing-masing tetapi bergerombol. Mereka akan memotong kepala lawan yang hidup untuk menjaga semangat. Pemburuan kepala oleh suku Dayak stop sesudah di larang dalam Rapat Damai Roboh Anoi di tahun 1894. Keadaan itu bawa ketenangan antara warga Kalimantan.
Hingga kini adat Ngayau tidak di praktikkan kembali, walaupun masih tetap ada beberapa rumah yang simpan hasil adat Ngayau dari keluarga mereka sebelumnya.
6 | Tato Dayak Iban
Tidak ada informasi kapan tato mulai di punyai oleh warga Dayak. Suku Dayak Iban di kenali seni tato di badannya. Dikutip dari situs Peninggalan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tato Dayak Iban di prediksi sudah ada semenjak tahun 1500 SM sampai 500 SM.
Warga suku Dayak Iban mengenali tato bernama ukir, dan pembikin tato di kenali nama pantang. Warga suku Dayak Iban di Kecamatan Embaloh, Kabupaten Kapuas Hilir mengenali tato sebagai seni ukir. Pembikinan tato memakai kayu kecil khusus dan di warnai bahan warna alami.
Tato suku Dayak Iban mempunyai peranan religius dan adat. Keadaan itu cuma di kenali pada masa silam saat tato jadi sibolisasi suku Dayak. Nmaun, angkatan muda suku Dayak Iban yang menjaga tato jumlanya tidak sekitar perintisnya.